Seleksi Alam – Pemahaman, Imbas, Faktor & Teori Evolusi
Seluruh makhluk hidup yang ada di bumi ketika ini merupakan hasil dari seleksi alam. Alam mempunyai cara untuk menyaring dan mengatur segala sesuatu yang ada di dalamnya.
Kehidupan makhluk hidup tidaklah statis, melain selalu berubah atau dinamis. Perubahan tersebut dipengaruhi oleh lingkungan yang menjadikan proses yang disebut adaptasi dan menjadi evolusi lewat seleksi alam.
Pengertian Seleksi Alam
Seleksi alam berkaitan akrab dengan teori evolusi, ialah makhluk hidup yang tidak bisa untuk mengikuti keadaan dengan lingkungan maka akan punah.
Makhluk hidup yang menghuni bumi saat ini yaitu makhluk hidup yang mampu mengikuti keadaan dengan berbagai kondisi lingkungan sesuai habitatnya dan bisa bersaing serta mampu mempertahankan hidupnya.
Secara etimologi, seleksi alam ialah kesanggupan alam untuk memilih organisme yang hidup di dalamnya. Organisme yang sukses lewat proses filter alam hanyalah organisme yang mampu mengikuti keadaan kepada lingkungan, proses atau prosedur ini terjadi selama berjuta-juta tahun secara bertahap.
Dampak Seleksi Alam
Seleksi alam mempunyai pengaruh besar bagi kelancaran hidup suatu organisme makhluk hidup. Bagi organisme yang tidak mampu melewati proses seleksi alam, maka populasinya akan menyusut dan dapat menjadikan kepunahan sebuah spesies.
Seleksi alam juga memberikan efek hadirnya spesies-spesies baru, alasannya dengan adanya penyesuaian yang dilaksanakan makhluk hidup, maka akan menciptakan keragaman makhluk yang lain.
Faktor Seleksi Alam
Proses seleksi alam dipengaruhi oleh aneka macam aspek, antara lain:
1. Suhu
Temperatur atau suhu ialah salah satu hal utama yang memilih suatu organisme bisa bertahan hidup atau tidak. Adanya seleksi alam akan menuntut makhluk hidup untuk menyesuaikan dengan suhu habitatnya, contohnya hewan pada daerah acuh taacuh akan berbulu tebal.
2. Makanan
Ketersediaan makanan ialah syarat makhluk hidup dapat bertahan hidup. Jika suatu organisme tidak memiliki cadangan kuliner, maka akan mati kelaparan. Oleh sebab itu terbentuklah rantai makanan secara alami, dimana organisme yang lemah akan berangsur punah seiring berjalannya waktu.
3. Cahaya Matahari
Cahaya matahari sangat penting bagi keberlangsungan hidup organisme, contohnya pada tanaman. Tumbuhan membutuhkan cahaya matahari untuk fotosintesis dan menghasilkan kuliner dengan derma cahaya matahari.
Fotosintesis merupakan proses berubahnya karbondioksida dan air menjadi karbohidrat dan oksigen. Tumbuhan yang kekurangan cahaya matahari akan mengalami fotosintesis yang tidak maksimal, sehingga berpengaruh terhadap oksigen yang dihasilkan dan dimanfaatkan oleh organisme lainnya.
4. Habitat
Habitat merupakan daerah tinggal makhluk hidup. Dalam habitat ini tersedia sumber-sumber penunjang kehidupan, seperti air, sumber kuliner, tempat berlindung dan lain sebagainya.
Kerusakan lingkungan akibat penebangan secara liar akan merusak habitat aneka macam macam organisme, mirip harimau sumatera yang kini terdesak oleh insan dan diperkirakan akan secepatnya punah.
Seleksi Alam Menyebabkan Kepunahan
Kepunahan spesies dapat diakibatkan oleh ketidakmampuan beradaptasi terhadap lingkungan sekitar, baik balasan faktor alami maupun akhir ulah manusia mirip kegiatan perburuan dan alasan lainnya.
Contoh hewan-hewan yang sudah punah di Indonesia, antara lain:
1. Harimau Jawa (Panthera tigris sondaica)
Harimau merupakan binatang karnivora yang memiliki aneka macam rumpun dan tersebar ke seluruh dunia. Di kawasan pulau Jawa, terdapat macan jawa yang merupakan penghuni orisinil tempat jawa. Harimau jawa mempunyai panjang 2,43 meter dan berat 100 kg sampai 141 kg untuk jenis kelamin jantan dan 75 kg sampai 115 kg untuk jenis kelamin betina.
Pada tahun 1950 populasi macan jawa telah dimengerti berkurang akhir terdesak oleh acara insan berbentukpembukaan lahan pertanian dan ladang, serta perburuan. Hingga pada tamat 1979 dimengerti sisa harimau jawa cuma 3 ekor dan selanjutnya pada tahun 1980 harimau jawa dinyatakan punah.
Namun, hingga tahun 1990an masih banyak yang melaporkan tentang keberadaan macan jawa ini, akan tetapi pembuktiannya belum cukup besar lengan berkuasa.
2. Harimau Bali (Panthera tigris balica)
Di pulau Bali juga terdapat macan orisinil bali, ialah macan bali. Harimau jenis ini masih satu rumpun dengan harimau jawa dan harimau sumatera. Diketahui harimau bali terakhir ditembak mati pada tahun 1925 dan binatang ini dinyatakan punah pada tanggal 27 September 1937.
Berikut ini adalah aneka macam hewan yang terancam punah di Indonesia:
No | Nama Satwa | Daerah Asal |
1 | Anoa | Pulau Sulawesi |
2 | Badak Jawa dan Sumatera | Jawa & Sumatera |
3 | Burung Hantu (Celepuk) Siau | Sulawesi Utara |
4 | Burung Jalak Bali | Bali |
5 | Burung Trulek Jawa | Jawa |
6 | Ekidna Moncong Panjang Barat | Papua |
7 | Elang Flores | Lombok, Sumbawa, Pulau Satonda, Rinca, Flores dan Nusa Tenggara |
8 | Gagak Banggai | Sulawesi |
9 | Gajah Sumatera | Sumatera |
10 | Harimau Sumatera | Sumatera |
11 | Kakaktua Jambul Kuning | Kepulauan Sunda Kecil, Sulawesi, Bali, dan Timor |
12 | Kangguru Pohon Wondiwoi | Pulau Papua |
13 | Katak Merah / Katak Api | Taman Nasional Gunung Gede Pangrango dan Taman Nasional Gunung Halimun Salak |
14 | Katak Pohon | Gunung Ungaran, Semarang |
15 | Komodo | Nusa Tenggara Timur |
16 | Kura-kura Paruh Betet | Hutan Sulawesi |
17 | Macan Tutul Jawa | Jawa |
18 | Monyet Hitam | Sulawesi |
19 | Orang Utan | Sumatera dan Kalimantan |
20 | Pesut Mahakam | Kalimantan Timur |
Seleksi Alam Menghasilkan Spesies Baru
Proses panjang seleksi alam akan mendorong organisme mengikuti keadaan dengan lingkungannya untuk bertahan hidup. Adaptasi dibagi mejadi 3 macam, yaitu:
- Adaptasi Morfologi ialah pembiasaan bentuk badan makhluk hidup sesuai dengan lingkungannya. Misalnya bentuk paruh dari aneka macam jenis burung sesuai dengan makanannya.
- Adaptasi Fisiologi yaitu adaptasi fungsi alat-alat badan makhluk hidup. Contohnya enzim selulase yang dihasilkan oleh hewan memamah biak.
- Adaptasi Tingkah Laku yaitu penyesuaian atau pergeseran tingkah laku makhluk hidup, mirip bunglon yang dapat menyesuaikan warna kulit sama seperti lingkungannya.
Akibat adanya penyesuaian tersebut, maka akan tercipta spesies baru. Berikut ini yaitu beberapa spesies baru yang ditemukan di Indonesia:
1. Katak Megophrys lancip
Katak unik ini memiliki hidung lancip. Katak lanci didapatkan oleh peneliti LIPI dikala melaksanakan ekspedisi di tempat Pegunungan Bukit Barisan pada tahun 2013.
Setelah lewat proses kenali, inovasi spesies baru ini sukses dipublikasikan di jurnal Zootaxa pada 3 Juli 2018 dan lalu resmi mempunyai nama ilmiah Megophyrs lancip. Selain berhidung lancip, ciri-ciri unik lain ialah adanya ‘tanduk’ di kepala katak tersebut. Tanduk ini sesungguhnya adalah bagian kulit yang mencuat.
Katak ini mempunyai kulit yang biasanya berwarna cokelat sesuai dengan lingkungan habitatnya adalah di dedaunan kering yang berjatuhan supaya sulit untuk terlihat.
2. Cicak Cyrtodactylus tanahjampea
Cyrtodactylus tanahjampea merupakan spesies cicak baru yang ditemukan di Pulau Tanahjampea, Sulawesi Selatan. Panjang dari ujung moncong sampai membukanya kloaka cicak ini ialah 76,1 milimeter pada jantan dewasa dan 72,8 milimeter pada betina akil balig cukup akal.
Spesies cicak ini mempunyai ekor yang lebih panjang dibandingkan dengan tubuhnya. Sama mirip katak lancip, inovasi spesies ini juga telah dipublikasikan di jurnal Zootaxa pada 29 Juni 2018.
3. Burung Myzomela irianawidodoae
Pada Desember 2017 yang kemudian, Presiden Joko Widodo menunjukkan izin penamaan spesies burung gres dari Pulau Rote, Nusa Tenggara Timur. Burung tersebut diberi nama ilmiah Myzomela irianawidodoae dan resmi dipublokasikan di Jurnal Ilmiah Treubia Volume 44 Edisi Desember 2017.
Menurut Dewi Prawiradilaga, seorang peneliti dari Pusat Penelitian Biologi LIPI, burung ini mempunyai huruf secara umum dikuasai mirip panjang 11,8 cm, bobot 32 gram dan paruhnya berwarna hitam. Selain itu, ciri lain dari burung ini yakni warna mata cokelat gelap, kaki dan jari berwarna hitam dengan ganjal kuku berwarna kuning.
Habitat burung yang namanya terinspirasi dari nama Ibu Negara hidup di lingkungan habitat hutan, semak belukar, kebun dan pohon yang berbungan. Burung ini mengonsumsi kuliner pokok berbentuknektar dari bunga pohon jati dan berada dalam status dilindungi.
Pengertian Teori Evolusi
Evolusi yakni pergantian sifat-sifat yang terwariskan sebuah populasi organisme dari satu generasi ke generasi selanjutnya. Hal tersebut terjadi sebab kombinasi, reproduksi dan seleksi secara variasi.
Teori Evolusi Menurut Darwin
Menurut Charles Robert Darwin pada tahun 1859 lewat bukunya yang berjudul “On The Origin of Species“, menyatakan bahwa proses organisme berubah dari setiap kemajuan zaman balasan adanya pergeseran sifat fisik atau perilaku yang diwariskan karena aspek seleksi alam.
Teori evolusi oleh Darwin tersebut mencakup:
- Tidak ada dua individu yang sama persis
- Pertambahan kuliner sebab selalu terjadi kelemahan bahan makanan
- Pertambahan populasi tidak berjalan terus menerus
- Setiap populasi mayoritas memperbanyak diri seperti deret ukur
Pada bukunya, Darwin beropini bahwa seleksi alam dapat menimbulkan mamalia darat bermetamorfosis ikan paus.
Evolusi Burung Finch
Charles Darwin melaksanakan observasi terhadap burung finch di Kepulauan Galapagos, dimana selanjutnya dia mengembangkan teori evolusinya.
Burung finch yang memiliki ciri berupa paruh berukuran sedang ternyata seiring berjalannya waktu paruh tersebut mengecil sebab diubahsuaikan oleh sumber masakan yang berupa biji-bijian.
Perubahan bentuk dan ukuran paruh tersebut menerangkan bahwa spesies burung finch melaksanakan persaingan atau persaingan untuk mendapatkan kuliner sehingga melaksanakan evolusi.
Evolusi burung finch ditandai dengan berubahnya bentuk paruh akhir proses seleksi alam. Sehingga perubahan tersebut diwariskan pada generasi selanjutnya sampai dikala ini.
Comments
Post a Comment